Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir


Pada suatu ketika berpidatolah Nabi Musa di depan kaumnya Bani Isra’il. Ia berdakwah kepada mereka, memberi nasihat dengan mengingatkan kepada mereka akan kurnia dan nikmat Allah yang telah dicurahkan kepada mereka yang sepatutnya diimbangi dengan syukur dan pelaksanaan ibadah yang tulus, melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kepada mereka yang beriman, bertaat dan bertakwa, Nabi Musa menjanjikan pahala syurga dan bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah diancam dengan seksa api neraka.

Begitu Nabi Musa mengakhiri pidatonya bangunlah di antara para hadiri bertanya kepadanya: “Wahai Musa, siapakah di atas bumi Allah ini paling pandai dan paling berpengetahuan?” “Aku”, jawab Musa. "Apakah tidak ada kiranya orang yang lebih pandai dan lebih berpengetahuan daripadamu?” Tanya lagi si penanya itu. “Tidak ada” , ujar Musa seraya berkata dalam hati kecilnya: ” Bukankah aku Nabi terbesar di antara Bani Isra’il? Aku adalah penakluk Fir’aun, pemegang berbagai mukjizat, yang telah dapat membelah laut dengan tongkatku dan akulah yang memperoleh kesempatan bercakap-cakap langsung dengan Tuhan. Maka kemuliaan apa lagi yang dapat melebihi kemuliaan serta kebesaran yang aku capai itu, yang belum pernah dialami dan dicapai oleh sesiapa pun sebelum aku.”

Rasa sombong dan keunggulan diri yang tercermin dalam kata-kata Nabi Musa, dicela oleh Allah yang memperingatkan kepadanya bahwa ilmu itu adalah lebih luas untuk dimiliki oleh seseorang walaupun ia adalah seorang rasul dan bahwa bagaimana luasnya ilmu dan pengetahuan seseorang, nescaya akan terdapat orang lain yang lebih pandai dan lebih alim daripadanya. Selanjutnya untuk melanjutkan kekurangan yang ada pada diri Nabi Musa Allah memerintahkan kepadanya agar menemui seorang hamba-Nya di suatu tempat di mana dua lautan bertemu. Hamba yang soleh yang telah diberinya rahmat dan ilmu oleh Allah itu akan memberi tambahan pengetahuan dan ilmu kepada Nabi Musa sehingga dapat menjadikan sedar bahwa tiada manusia yang dapat membanggakan diri dengan mengatakan bahwa akulah orang yang terpandai dan berpengetahuan luas di atas bumi ini.

Berkata Musa kepada Tuhan: “Wahai Tuhanku, aku akan pergi mencari hamba-Mu yang soleh itu, bagi memperolehi bunga api ilmunya dan mendapat titisan air pengetahuan dan ilham yang Engkau telah berikan kepadanya.”

Allah berfirman kepada Musa: “Bawalah seekor ikan didalam sebuah keranjang dalam perjalananmu mencari dia dan ketahuilah bahwa di tempat di mana engkau akan kehilangan ikan di dalam keranjang itu, di situ engkau akan menemui hamba-Ku yang soleh itu.” 

Nabi Musa menyiapkan diri untuk perjalanan yang jauh, didampingi oleh “Yusya’ bin Nun” seorang drp para pengikutnya yang setia. Ia membawa bekal makanan dan minuman di antaranya sebuah keranjang yang terisi seekor ikan sesuai dengan petunjuk Allah. Ia berkeras hati tidak akan kembali sebelum ia dapat menemui hamba yang soleh itu walaupun ia harus melakukan perjalanan yang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila perlu. Ia berpesan kepada teman sepejalanannya Yusya’ bin Nun agar segera memberitahu kepadanya bilamana ikan yang di dalam keranjang yang dibawanya itu hilang.

Tatkala Nabi Musa nerserta Yusya’ bin Nun sampai di mana dua lautan bertemu yang telah diisyaratkan dalam firman Allah kepadanya, tertidurlah ia di atas sebuah batu yang besar yang berada di tepi lautan. Pada saat ia lagi tidur nyenyak, turunlah hujan rintik-rintik, membasahi seekor di dalam keranjang itu dan tanpa mereka ketahui melompatlah ikan tersebut itu masuk ke dalam laut.

Setelah Musa terjaga dari tidurnya, bangunlah mereka meneruskan perjalanan yang tidak menentu arah mahupun tujuan. Dan dalam perjalanan yang sudah agak jauh, berhentilah Musa beristirehat sekadar untuk menghilangkan rasa penatnya seraya meminta dari Yusya bin Nun agar menyiapkan santapannya karena ia sudah sgt lapar. Ketika Yusya bin Nun membuka keranjang untuk mengambil makanan teringatlah olehnya akan ikan yang hilang dan melompat ke dalam laut. Maka berkatalah Yusya’ kepada Nabi Musa: “Aku telah dilupakan oleh syaitan untuk memberitahu kepadamu segera, bahwa tatkala engkau berada di atas batu karang sedang tidur nyenyak, ikan kami yang berada di dalam keranjang tiba-tiba hidup kembali setelah kejatuhan air hujan dan melompat masuk ke dalam laut. Sepatutnya aku melapurkan kkepadamu segera, sesuai dengan pesananmu, namun aku dilupakan oleh syaitan.”

Wajah Nabi Musa berseri-seri menjadi kegirangan mendengar berita itu dari Yusya’ karena telah dapat mengetahui di mana ia akan dapat bertemu dengan hamba Allah yang dicari itu. Berkata Musa kepada Yusya’: “Inilah tempat yang kami tuju dan disini kami akan menemui orang yang kami cari. Marilah kami kembali ke tempat batu karang itu yang menjadi tempat tujuan terakhir dari perjalanan kami yang jauh ini.”

Setiba mereka kembali di tempat di mana mereka kehilangan ikan, mereka melihat seorang bertubuh kurus langsing yang pada wajahnya tampak cahaya dan iman serta tanda-tanda orang soleh. Ia sedang menutpi tubuhnya dan pakaiannya sendiri, yang segera disingkapnya ketika mendengar kata-kata salam Nabi Musa kepadanya.

“Siapakah engkau?” bertanya orang soleh itu. 
Musa menjawab: “Aku adalah Musa.” 
Bertanya kembali orang soleh itu: “Musa, nabi Bani Isra’ilkah?”
“Betul”, jawab Musa, seraya bertanya: “Dari manakah engkau mengetahui bahawa aku adalah Nabi Bani Isra’il?”
“Dari yang mengutusmu kepadaku”, jawab orang soleh itu. 
“Inilah hamba Allah yang aku cari”, berkata Musa dalam hatinya, seraya mendekatinya dan berkata kepadanya: “Dapatkah engkau memperkenankan aku mengikutimu dan berjalan bersamamu ke mana saja engkau pergi sebagai bayanganmu dan sebagai muridmu? Aku akan mematuhi segala petunjuk dan perintahmu.”

Hamba soleh atau menurut banyak pendapat ahli-ahli tafsir Nabi Al-Khidhir itu menjawab: “Engkau tidak akan sabar dan tidak dapat menahan diri bila engkau mengikutiku dan berjalan bersamaku. Engkau akan mengalami dan melihat hal-hal yang ajaib yang sepintas lalu nampak seakan-akan perbuatan yang salah dan mungkar namun pada hakikatnya adalah perbuatan benar dan wajar dab engkau sebagai manusia tidak akan berdiam diri melihatku melakukan perbuatan dan tingkah laku yang ganjil menurut pandanganmu.”

Musa menjawab dengan sikap seorang murid yang ingin belajar dan menambah pengetahuan : “Insya-Allah engkau akan mendapati aku seorang yang sabar yang tidak akan melanggar sesuatu perintah atau petunjuk daripadamu.”
Berkata Al-Khidhir kepada Musa: JIka engkau benar-benar ingin mengikutiku dan berjalan bersamaku maka engkau harus berjanji tidak akan mendahului bertanya tentang sesuatu sebelum aku memberitahukan kepadamu. Engkau harus berjanji bahwa engkau tidak akan menentang segala perbuatan dan tindakan yang aku lakukan dihadapan mu walaupun menurut pandanganmu itu salah dan mungkar. Aku dengan sendirinya memberi alasan dan tafsiran bagi segala tindakan dan perbuatanmu kepadamu kelak pada akhir perjalanan kami berdua.”

Dengan diterimanya pesyaratan Nabi Al-Khidhir oleh Musa yang berjanji akan mematuhinya bulat-bulat, maka diajaklah Nabi Musa mengikutinya dalam perjalanan.

Pelanggaran pertama terhadap persyaratan Al-Khidhir terjadi tatkala mereka sampai di tepi pantai, di mana terdapat sebuah perahu sedang berlabuh. Nabi Al-Khidhir meminta pertolongan pemilik perahu itu, agar menghantar mereka di suatu tempat yang di tuju. Dengan senang hati diangkutlah mereka berdua secara percuma tanpa bayaran bahkan dihormati dan diberi layanan yang baik kerana dilihatnya oleh pemilik perahu bahwa kedua orang itu memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri yang tidak terdapat pada orang biasa.

Tatkala mereka berada dalam perut perahu yang sedang meluncur dengan lajunya di antara gelombang-gelombang tiba-tiba Musa melihat Al-Khidhir melubangi perahu itu dengan mengambil dua keping kayunya. Perbuatan mana yang dianggap oleh Musa suatu gangguan dan pengrusakan bagi milik seseorang yang telah berbuat baik terhadap mereka.

Musa lupa akan janjinya sendiri dan ditegulah Al-Khidhir dengan berkata: “Engkau telah melakukan perbuatan mungkar dengan merusak dan melubangi perahu ini. Apakah dengan perbuatan kamu ini engkau hendak menenggelamkan perahu ini dengan semua penumpangnya? Tidakkah engkau merasa kasihan kepada pemilik perahu ini yang telah berjasa kepada kami dan menghantarkan kami ke tempat yang kami tuju tanpa membayar sesen pun?”

Berkata Al-Khidhir menjawab teguran Musa: “Bukankah aku telah katakan kepadamu bahawa engkau tidak akan sabar menahan diri melihat tindak-tandukku di dalam perjalanan menyertaiku.”

Musa berkata: “Maafkanlah daku. Aku telah lupa akan janjiku sendiri. Janganlah aku dipersalahkan dan dimarahi akan kelupaanku.”

Permintaan maaf Musa diterimalah oleh Al-Khidhir dan tibalah meeka berdua di tempat yang dituju di sebuah pantai. Kemudian perjalanan dilanjutkan di darat dan bertemulah mereka dengan seorang anak laki-laki yang sedang bermain-main dengan kawan-kawannya. Tiba-tiba dipanggillah anak itu oleh Al-Khidhir, dibawanya ke tempat yang agak jauh, dibaringkannya dan dibunuhnya seketika itu. Alangkah terperanjatnya Musa melihat tindakan Al-Khidhir yang dengan sewenang-wenangnya telah membunuh seorang anak yang tidak berdosa, seorang yang mungkin sekali dalam fikiran Musa adalah harapan satu-satunya bagi kedua orang tuanya.

Musa sebagai Nabi yang diutus oleh Allah untuk memerangi kemungkaran dan kejahatan tidak dapat berdiam diri melihat Al-Khidhir melakukan pembunuhan yang tiada beralasan itu, maka ditegurlah ia seraya berkata: “Mengapa engkau telah membunuh seorang anak yang tidak berdosa? Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yang mungkar dan keji.”

Al-Khidhir menjawab dengan sikap dinginnya: “Bukankah aku telah berkata kepadamu, bahwa engkau tidak akan sabar menahan diri berjalan dengan aku?”

Dengan rasa malu mendengar teguran Al-Khidhir itu, berucaplah Musa: “Maafkanlah aku untuk kedua kalinya dan perkenankanlah untuk aku meneruskan perjalanan bersamamu dengan pergertian bahwa bila terjadi lagi perlanggaran dari pihakku untuk kali ketiganya, maka janganlah aku diperbolehkan menyertaimu seterusnya.Sesungguhnya telah cukup engkau memberi uzur dan memberi maaf kepadaku.”

Dengan janji terakhir yang diterima oleh Al-Khidhir dari Musa diteruskanlah perjalanan mereka berdua sampai tiba di suatu desa di mana mereka ingin beristirehat untuk menghilangkan lelah dan penat mereka akibat perjalanan jauh yang telah ditempuh. Mereka berusaha untuk mendapat tempat penginapan sementara dan sedikit bahan makanan untuk sekadar mengisi perut kosong mereka, namun tidak seorang pun dari penduduk desa yang memang terkenal bachil {pelit} itu yang mahu menolong mereka memberi tempat beristirehat atau sesuap makanan sehingga dengan rasa kecewa mereka segera meninggalkan desa itu.

Dalam perjalanan Musa dan Al-Khidhir hendak keluar dari desa itu mereka melihat dinding salah satu rumah desa itu nyaris roboh. Segera AL-Khidhir menghampiri dinding itu dan ditegakkannya kembali. Dan secara spontan, tanpa disedar, berkata Musa kepada Al-Khidhir: “Hairan bin ajaib, mengapa engkau berbuat kebaikan bagi orang0orang yang jahat dan pelit ini. Mereka telah menolak untuk memberi kepada kami tempat istirehat dan sesuap makanan untuk perut kami yang lapar. Sepatutnya engkau menuntut upah bagi usahamu menegakkan dinding itu, agar dengan upah yang engkau perolehi itu dapat kami menutupi keperluan makan minum kami.”

Al-Khidhir menjawab: “Wahai Musa, inilah saat untuk kami berpisah sesuai dengan janjimu yang terakhir. Cukup sudah aku memberimu kesempatan dan uzur. Akan tetapi sebelum kami berpisah , akan aku berikan kepadamu tujuan serta alasan-alasan perbuatan-perbuatanku yang engkau rasakan tidak wajar dan kurang patut.”

“Ketahuilah hai Musa”, Al-Khidhir melanjutkan huraiannya,”bahwa pengrusakan bahtera yang kami tumpangi itu adalah dimaksudkan untuk menyelamatkannya dari pengambil-alihan oleh seorang raja yang zalim yang sedang mengejar di belakang bahtera itu. Sedang bahtera itu adalah milik orang-orang fakir-miskin yang digunakan sebagai sarana mencari nafkah bagi hidup mereka sehari-hari. Dengan melubangi yang aku lakukan dalam bahtera itu, si raja yang zalim itu akan berfikir dua kali untuk merampas bahtera itu yang dianggapnya rusak dan berlubang itu. Maka perbuatanku yang pada lahirnya adalah pengrusakan milik orang, namun tujuannya ialah menyelamatkannya dari tindakan perampasan sewenang-wenangnya.”

“Adapun tentang anak yang aku bunuh itu ialah bertujuan menyelamatkan kedua orang tuanya dari gangguan anak yang durhaka itu. Kedua orang tua anak itu adalah orang-orang yang mukmin, soleh dan bertakwa yang aku khuatirkan akan menjadi tersesat dan melakukan hal-hal yang buruk karena dorongan anaknya yang durhaka itu. Aku harapkan dengan matinya anak itu Allah akan mengurniai anak pengganti yang soleh dan berbakti kepada mereka berdua.”

"Sedang mengenai dinding rumah yang ku perbaiki dan ku tegakkan kembali itu adalah karena dibawahnya terpendam harta peninggalan milik dua orang anak yatim piatu. Ayah mereka adalah orang yang soleh ahli ibadah dan Allah menghendaki bahwa warisan yang ditinggalkan untuk kedua anaknya itusampai ketangan mereka selamat dan utuh bila mereka sudah mencapai dewasanya, sebagai rahmat dari Tuhan serta ganjaran bagi ayah mereka yang soleh dan bertakwa itu.”

“Demikianlah wahai Musa, apa yang ingin engkau ketahui tentang tujuan tindakan-tindakanku yang sepintas lalu engkau anggap buruk dan melanggar hukum. Semuanya itu telah kulakukan bukan atas kehendakku sendiri tetapi atas tuntunan wahyu Allah kepadaku.”

Perbedaan Otak Manusia Dan Tikus

Saya teringat akan salah satu isi dari seminar yang saya ikuti beberapa waktu yang lalu, seminar ini adalah tentang bagaimana merubah mind-set kita untuk lebih focus dalam tujuan dan cita-cita kita.

Pada waktu itu pembicara mengungkapkan sebuah pertanyaan:

Tikus adalah binatang pengerat yang dari zaman dahulu sudah dijadikan alat percobaan manusia untuk suatu penelitian tertentu.
Nah, tikus mengandalkan hanya indera penciumannya untuk menuju sumber makanan yang dia cari.
Kali ini ada bau sumber makanan yang sangat dia sukai. KEJU.
Ada tiga jalan, di ujung jalan tersebut terdapat lubang, katakanlah lubang A, B, dan C. Keju ditaruh ke dalam lubang C, dan di setiap lubang diberi beberapa jalan yang mirip dengan labirin. Tikus ini harus memilih salah satu diantara jalan menuju lubang tersebut.

Apa yang terjadi?
Tikus ini terdiam dan mengaktifkan indera penciumannya. Dia mengendus-endus dimana sebenarnya keju tersebut. Lalu dia mulai bergerak cepat melalui jalan A, sampai di lubang A, tikus ini sadar kalau dia tidak menemukan keju tersebut. lalu apa yang terjadi selanjutnya? Tikus ini tidak pantang menyerah, yang dia lakukan adalah kembali lagi menuju tempat semula, mulai mengendus-endus lagi dimana sebenarnya bau tersebut dan jalan mana yang harus dia pilih. Akhirnya tikus ini memutuskan untuk berjalan cepat menuju jalan C, alhasil dia berhasil menemukan keju yang ditaruh di dalam lubang C tersebut.


Lalu apa makna cerita ini?
Otak tikus jauh lebih kecil dan sederhana dibandingkan otak manusia. Tapi tikus sudah menetapkan tujuannya, mendapatkan KEJU. Saat dia menyadari jalan yang diambil adalah salah. Tikus ini tidak langsung menyerah, dia kembali menuju titik awal dia berada. Lalu menganalisa kembali jalan mana sebenarnya yang ada KEJU seperti yang dia harapkan. Akhirnya dia mendapatkan KEJU sesuai jalan yang dia ambil.

Hubungannya dengan manusia?
Manusia hidup dengan tujuan, harapan, cita-cita.
KEJU = TUJUAN HIDUP.
LABIRIN = JALAN HIDUP MANUSIA.

Manusia cenderung melenceng dari tujuan hidup yang dia inginkan. Hal ini dikarenakan tidak kuatnya motivasi dan mind-set yang dimiliki. Alhasil, kebanyakan manusia melalui jalan yang sebenarnya tidak mengarah atau mendukung tujuan hidupnya. Dan seperti penelitian tikus di atas, manusia gagal meraih tujuan hidupnya.
Manusia juga cenderung gampang menyerah. Apabila ada suatu hambatan hidup, maka manusia menyukai menerima hambatan ini dengan alasan “TERIMA NASIB”.

Jalan hidup memang seperti labirin, kita memang tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi kita bisa mengatur jalan hidup sesuai dengan tujuan kita.

Contohnya saja, jika kita bertujuan untuk menjadi seorang Dokter. Maka sudah seharusnya kita menetapkan jalan untuk menjadi dokter yang handal, bukannya dugem, merokok, minum alcohol, dan lainnya yang menghambat tujuan.

Jika cita-cita tidak sama dengan action yang kita lakukan sekarang ini, 100% hasilnya adalah kegagalan meraih impian. Bener kan? Mari kita ubah MIND-SET kita untuk memotivasi diri kita mencapai tujuan hidup kita. Mau tahu bagaimana cara konkrit meraih impian kita? Cobalah untuk tetap memegang erat impian kita apapun yang terjadi dan action untuk meraihnya. Tentunya kita tidak mau kalah dengan Tikus. hehehe..

Satu pertanyaan buat teman-teman semua dan tentunya saya sendiri:

SUDAHKAH ANDA MENETAPKAN TUJUAN HIDUP DAN BERJALAN SESUAI TRACK UNTUK MENCAPAI TUJUAN HIDUP ANDA???

Kisah Nabi Sulaiman

Nama: Sulaiman (Sulaeman, Sulayman) bin Daud (Dawud)
Garis Keturunan:
Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as Ishaq as ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud asSulaiman as
Usia 66 tahun
Periode sejarah 989 - 923 SM
Tempat diutus (lokasi) Palestina (dan Israil)
Keturunannya (anaknya) Rahab'an (Ruhba'am/Rehabeam)
Tempat wafat Baitul Maqdis (Yerusalem)
Sebutan kaumnya Bani Israil
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 21 kali

Dalam kisah-kisah para nabi, khususnya nabi sulaeman, seringkali kita mendengarkan beliau adalah nabi yang dapat berinteraksi dengan jin, binatang dan lainnya. Seperti kisah nabi sulaiman dengan ratu balqis, diceritakan bahwa; Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: “Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan…”. Itulah sepenggal kisah sulaeman berinteraksi dengan hewan (burung hud-hud). Untuk selengkapnya, silakan simak kisah nabi sulaeman as di bawah ini :

Biografi Nabi Sulaiman

Sulaiman (sekitar 975-935 SM) merupakan anak Nabi Daud Sejak kecil lagi baginda telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina.


Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang

Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.


Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara, memahami dan bahasa hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”

Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.

Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”

Kebijaksanaan Nabi Sulaeman

Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.

Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.

Nabi Sulaeman Naik Tahta

Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman. Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.

Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.

Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah.


Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: “Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan…”

Firman Allah, bermaksud: “Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah…”

Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: “Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?

“Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

“Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga.”

Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke istana beliau.

Surah An-Naml

38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”

39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”

40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

41. Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).”

Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: “Seperti inikah singgahsanamu?” Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.

Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.

Berkatalah Sulaiman; “sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca”. Berkatalah Balqis; “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam.”

Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.


Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.

Firman Allah:
“Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan.”
Sumber : http://alvinarea.blogspot.com/2011/07/kisah-nabi-sulaiman-as.html

Lagu One Solidarity

One Solidarity disini adalah nama angkatan saya yang tercintah~ Angkatan 16 di SMAN 10 Samarinda ini akhirnya punya sebuah lagu untuk dinyanyikan bersama. Yang nyiptain lagunya siapa ya? aduh saya juga kurang tau (kudet) tapi kayaknya erik deh ya. Nah, terus di coverin deh sama Faar dan erik. yuk denger aja deh : Hari - hari kita lalui Bersama Dalam suka cita Mengahadapi semua Bahagia Kita tertawa Kita yakin kita akan s'lalu bersama Kita percaya kita dapatkan ciptakan cinta Reff: One Solidarity Disini Kita pernah Ada One Solidarity Disini Kita lukiskan cerita Kita yakin kita akan s'lalu bersama Kita percaya kita dapatkan cinta One Solidarity Disini Kita pernah Ada One Solidarity Disini Kita lukiskan cerita Bersama Selamanya Bersama Selamanya

Dakwah Rasulullah Periode Mekkah Agama Islam SMA

Ini kerjaan saya dan teman-teman saya waktu dulu (emang sekarang ngga?) suka buat power point (lebih tepatnya buat presentasi). Tapi, karena saya baik dan memang terlalu rajin (hedeh) jadi saya postingin aja sekaligus nyoba belajar masukkin file power point ke blog (eh, masukin ya teman, yang namanya ada diatas). Alhasil, ternyata saya berhasil (kekeke) :D

Cara Mudah Memasukkan File Power Point ke Blog/Web

Hei, hei kalian para newbie/pemula (termasuk saya juga sih) yang masih rada kabur dan bingung untuk memasukkan file Power Point ke Blog or Web. Mungkin kalau nanya mbah google ada beberapa cara yang emang ribet. Kebetulan saya dapat nih cara termudah untuk memasukkan file power point ke dalam blog. Ayo disimak, semoga bermanfaat~

1. Buka http://www.slideshare.net/upload
2. Bila belum mempunyai account,lakukan pendaftaran dengan klik sign up
3. Isi data- data yang harus diisi dikolom pendaftaran
4. Setelah mendaftar,lakukan login dengan username dan password yang sudah kita isi di form pendaftaran
5. Klik Upload
6. Klik Browse, dan cari file yang akan kita upload, klik open
7. File akan diloading untuk upload
8. Setelah terupload di slide share, akan muncul kode HTML file PP kita biasanya dibagian kanan atas
9. Copi kode HTML tst ke blog kita dengan sebelumnya masuk ke 'Entri baru' dan pilih jenis penulisan HTML
10. Publish
11. Jadi deh, selamat mencobaaa~ (y)

Contoh Soal Statistik + Jawaban Matematika SMA

Hei, hei yang pada belajar statistika,
Ini nih ada contoh soal beserta jawabannya... :)


1.                Suhu badan Sincan selama 10 hari ditunjukan oleh table berikut .
Hari ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Suhu (o C)
35
36
37
36
37.5
38
37
38
38.5
37












a.       Buatlah diagram garisnya.
 
b.      Hari ke berapakah suhu terendah Sincan
Hari Pertama

c.       Hari ke berpakah suhu tertinggi Sincan
        Hari ke-9



2.                Jumlah penduduk dari suatu kelurahan sebanyak 3600 orang , dengan berbagai tingkat pendidikannya ditunjukkan seperti pada table berikut.
Pendidikan
Jumlah
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
100 orang
500 orang
2.100 orang
900 orang
Jumlah Penduduk
3.600 orang

Buatlah diagram lingkarannya
 





3.                  3.                 Dari hasil tes matematika kelas XI IPA sebanyak 20 siswa di peroleh hasil sebagai berikut.
              82    52    47    35    39    62    83    52    75    95
              72    65   80    78     76    56    68    85    92    43

               a.       Buatlah  diagram batang dari data di atas.

Batang
Daun
9
   2   5
8
   0   3   5   5
7
   2   5   6   8
6
   2   5   8
5
   2   2   6
4
   3   7
3
   5   9













b.      Berapakah nilai terendah dan tertingi yang dicapai siswa kelas XI IPA
35 dan 95


4.                   4.            Jumlah lulusan SD X dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 ditunjukkan oleh tabel   sebagai berikut.
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah
125
175
150
165
170

a.    Buatlah diagram batangnya.
 

b.    Pada tahun berapakah jumlah lulusannya mencapai 175 siswa?
2002
c.       Dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, tahun berapakah jumlah lulusannya terendah?
2001